STRUKTURALISME BLOOMFIELD DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh
Jose Da Conceicao
Verdial
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangannya,
linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat
ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer,
2007:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai
aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang bahasa, tetapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan
penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal
dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang
untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya
baik. Pada abad 20 penelitian bahasa
tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada
bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian),
Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak
negara di Asia).
Keberhasilan kaum Junggramatiker
merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli
linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya
dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan
strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang
berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling
berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut. Gerakan strukturalisme
dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika
pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama
deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku
Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika
banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden
Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik
Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian.
Tokoh linguistik lain yang juga ahli
antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di
Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya
berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama
sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik,
kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna.
Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of
American Linguistics.
Pengikut Boas yang berpendidikan
Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai
menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya,
Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang
patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir berpengaruh pada
pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya
mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield
menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya juga banyak
diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic Society of
America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language
yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni
stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh
Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik
drill.
Dari
pemaparan di atas, maka disusunlah makalah ini untuk menjawab beberapa
pertanyaan tentang aliran-aliran dalam linguistik, khususnya aliran
strukturalis Bloomfield. Makalah ini mencoba memaparkan secara rinci, tentang apa yang dinamakan
aliran struktural, tokoh pencetusnya (khususnya Bloomfield), ciri-ciri, dan
bagaimana ketika diterapkan pada contoh-contoh dalam kalimat berbahasa
Indonesia.
1.2 Tujuan
Sesuai
latar belakang yang telah dijabarkan di atas, makalah ini mempunyai beberapa
tujuan penggunaan teori BLoomfield sebagai berikut:
a. Memahami linguistik strukturalisme
yang dicetuskan oleh Bloomfield.
b. Mendeskripsikan ciri-ciri aliran
strukturalisme Bloomfield, berikut kelebihan dan kelemahannya.
c. Mengetahui tokoh-tokoh penceus dan
pengembang aliran struktural.
d. Mengetahui teori strukturalisme
Bloomfield ketika dihadapkan pada contoh kalimat dalam bahasa Indonesia.
2. PEMBAHASAN
2.1 Aliran Strukturalis
Bloomfield
Bloomfield menyatakan (dalam Chaer, 2007:359) bahwa aliran strukturalis
sebenarnya dapat dikenakan kepada aliran linguistik yang menjelaskan seluk
beluk bahasa berdasarkan strukturnya. Namun, nama strukturalisme lebih dikenal
dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan
kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat pada tahun tiga puluhan
sampai lima puluhan. Faktor-faktor penyebab perkembangan aliran ini adalah:
Pertama
pada masa itu para linguis di amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu
banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan. Mereka ingin
memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan cara baru, yaitu secara sinkronik.
Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan
keberhasilannya karena sejarah bahasa-bahasa Indian itu sedikit sekali
diketahui.
Kedua,
sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang
berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena
itu,dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri
pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang
dapat diamati. Juga tidak mengherankan kalau masalah makna
atau arti kurang mendapat perhatian. Malah ada linguis Amerika yang sangat
terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna
sama sekali.Misalnya, Zellig S.Harris dengan bukunya Structural Linguistic. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap
makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik. Makna tidak
dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem,morfem,dan kalimat yang bisa
diamati,dan bisa disegmentasikan.
Ketiga, diantara linguis-linguis itu
ada hubungan yang baik, karena adanya The Linguistics Society of America,
yang menerbitkan majalah Language; wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Satu hal
yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara
kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk
memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik. Data dikumpulkan
secara cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk satuan bahasa (fonologi, morfologi,
dan sintaksis) diklasifikasikan berdasarkan distribusinya. Oleh karena itu, mereka
sering juga disebut kaum distribusionalis. Sebagai contoh penerapan distribusi
dalam klasifikasi bentuk-bentuk bahasa, dalam tataran morfologi yaitu dalam menentukan kelas kata. Kata kerja adalah kata yang dapat diikuti
oleh frase “dengan…”,dan kata sifat adalah kata yang dapat didahului oleh kata
“sangat” atau kata “paling”. Maka dengan dasar itu dapat dikatakan bahwa kata
mati adalah kata kerja, sebab dapat menjadi frase mati dengan tenang. Sedangkan
kata lincah adalah kata sifat, karena dapat menjadi frase sangat lincah atau
paling lincah. Padahal menurut “pengertian” kata mati tidak menyatakan suatu
“kegiatan”,melainkan menyatakan suatu “keadaan”. Sebaliknya kata lincah tidak
menunjukkan “keadaan”, melainkan suatu “kegiatan”. Selain itu, penjelasan
tentang morfologi sebagai berikut.
Ø MORFOLOGI
Jika
fonologi merupakan cabang ilmu lingusitik yang mengidentifikasikan
satuan-satuan dasar bahasa sebagai bunyi, maka ‘morfologi’ merupakan cabang
linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal. Contoh;
àkata belajar secara fonologis terdiri atas tujuh
fonem yaitu, /b/, /e/,/l/,/a/,/j/,/a/, dan /r/, sedangkan secara morfologis
terdiri atas dua satuan minimal, yaitu bel- dan ajar. Kata belajar
tersebut merupakan polimorfemis (terdiri atas lebih dari satu morfem),
sedangkan kata ajar merupakan monomorfemis (terdiri atas satu morfem).
Dalam morfologi, kita mengamati kata sebagai satuan yang dianalisis sebagai
morfem satu atau lebih.
Ø
Jenis-jenis morfem
1). morfem bebas dan morfem terikat
Morfem
bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan morfem lain, di
belakang maupun di depannya. Contoh, kata hak dalam tuturan itu hak
saya dapat berdiri sendiri karena dapat dipisahkan dari kata itu dan
saya. Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri
dan hanya dapat meleburkan diri dengan morfem yang lain.Contoh, ber- pada
kata berhak (morfem terikat lazim dityulis dengan garis penghubung
sebagai lambang keterikatannya)
2). morfem utuh dan morfem terbagi
Morfem
utuh merupakan bagian dari semua morfem dasar bebas, seperti {hak}, {ajar}, dan sebagainya. Begitu juga dengan morfem
terikat, seperti {ter-}, {ber-}, dan sebagainya. Sedangkan, morfem terbagi
adalaah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah. Contoh, kata kesatuan
terdiri dari satu morfem utuh {satu} dan satu morfem terbagi, yaitu
{ke-/-an}. Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
berhubungan dengan morfem. Pertama, semua afiks yang disebut konfiks
seperti {ke-/-an}, {ber-/-an},
{per-/-an}, dan {pe-/-an} termasuk morfem terbagi. Namun, bentuk {ber-/-an}
bisa merupakan konfiks, seperti bermunculan ‘banyak yang tiba-tiba
muncul’ . Untuk menentukan bentuk {ber-/-an} termasuk konfiks atau
bukan, harus diperhatikan makna gramatikal yang disandangnya. Kedua, dalam
bahasa Indonesia ada afiks yang dinamakan infiks, contoh afiks {-em-} pada kata
gemetar . Dengan demikin, morfem tersebut telah merubah dari morfem utuh
ke morfem terbagi.
3). morfem segmental dan suprasegmental
Morfem
segmental merupakan morfem yang dibentuk dari fonem-fonem segmental, seperti
morfem {baca}, {lah}, {gigi}, dan {ber}. Dengan kata lain, semua morfem yang
berwujud bunyi merupakan morfem segmental. Sedangkan, morfem suprasegmental
merupakan morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti
tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Contoh, dalam bahasa Ngbaka di Kongo
Utara Benua Afrika, setiap verba selalu ditandai dengan penunjuk kala (tense)
yang berupa nada. Aturannya, nada turun (\) untuk kala kini, nada datar (-)
untuk kala lampau, nada turun naik (v), dan nada naik untuk kala imperatif (/).
Namun, dalam bahasa Indonesia, suprasegmental hanya ditandai dengan tanda baca
di akhir kata atau kalimat, tanpa adanya pembeda sistem kewaktuan. Misalnya
kalimat interogatif ditandai dengan adanya tanda tanya (?), kalimat imperatif
ditandai dengan tanda seru (!), dan sebagainya.
Dalam bidang fonologi, dijelaskan bahwa fonologi merupakan ilmu
bunyi yang “fungsional” (Verhaar, 2001: 67). Misalnya, dalam bahasa Inggris,
[t] dalam stop dan [th] kebeulan merupakan bunyi yang “sama”
secara “fungsional”. Bunyi fungsional tersebut dalam hal ini disebut fonem.
Jadi, bentuk [t] dan [th] merupakan dua bentuk yang berbeda
dari fonem yang “sama”. Fonem itu dilambangkan dengan huruf yang diapit dua
garis miring. Demikian pula bunyi [ʔ] dan [k] dalam bahasa Indonesia merupakan
dua bentuk yang berbeda dari fonem /k/ yang sama. Identitas fonem hanya berlaku
di dalam satu bahasa yang sama. Artinya, dalam bahasa Indonesia bunyi [ʔ] dan
[k] merupakan fonem yang sama, namun dalam bahasa-bahasa lain dianggap
berbeda.
Aliran
strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga
disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian,
karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi
karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa
berdasarkan hubungan hierarkinya. Misalnya dalam bidang sintaksis yaitu dalam dalam menganalisis kalimat, misalnya digunakan teknik Immediate
Constituents Analysis (IC Analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang
membangun kalimat tersebut. Teori struktural Bloomfield sudah mengenal subyek dan predikat. Teori ini juga membagi frase menjadi dua bagian yakni
frase endosentrik dan frase eksosentrik. frase
eksosentrik adalah frase yang komponen - komponenya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhanya. Sedangkan frase endosentrik adalah
frase yang salah satu komponenya memiliki perilaku yang sama dengan
keseluruhanya.
Bloomfield dan pengikutnya
melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu
mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih
dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata
bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum
Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik
di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi,
morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata
bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata
bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang
memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang
dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah
elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut
tagmem yang akan dijelaskan pada
pemakalah selanjutnya.
2.2 Tokoh Strukturalis
Bloomfield

Leonard Bloomfield (1 April 1887-
18 April 1949), adalah seorang linguis Amerika yang memimpin melalui kuliah dan
karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914
Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science.
Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic
Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan
buku Language yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta
bahasa, yakni stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini
dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran
bahasa melalui teknik drill.
Nama Leonard Bloomfield sangat
terkenal karena bukunya yang berjudul Language dan selalu dikaitkan dengan
aliran struktural Amerika. Istilah strukturalis sebenarnya dapat dikenakan
kepada semua aliran linguistik, sebab semua aliran linguistik pasti berusaha
menjelaskan seluk-beluk bahasa berdasarkan strukturnya.Namun, nama strukturalisme lebih dikenal dan
menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan
kawan-kawannya di Amerika.
2.2.1 Ciri-ciri linguistik
structural Bloomfield
a.
Obyek kajiannya adalah bahasa yang masih hidup
b.
Fokus kajian linguistic terdiri dari fonologi, morfologi dan sintaksis.
c.
Cara kerja sangat menekankan pentingnya data obyektif untuk memerikan
suatu bahasa
d.
Menganggap setiap bahasa memiliki pola tertentu.
e.
Membagi kata menjadi dua bentuk yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
f.
Sudah mengenal subyek dan predikat sebagai syarat menjadi kalimat yang
lengkap.
g.
juga membagi frase
menjadi dua bagian yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik.
2.2.2 Kelebihan Dan Kekurangan
Berdasarkan Analisisnya
a. Kelebihan
1. Aliran ini
sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis.
2. Aliran ini
sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
3. Metode drill
and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan
4. Kriteria
kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam.
5. Level
kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
6. Berpijak pada
fakta, tidak mereka-reka data.
b. Kekurangan
1.
Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi
tidak jelas mengapa setiap langkah harus terdiri atas dua konstituen, tidak
lebih.
2.
Analisis pembagian langsung tidak selalu memadai, karena
kadang dapat menimbulkan ambigu dalam kalimat tertentu.
3.
Penganalisisan dipaksa harus lebih eksplisit dalam
menganalisis segala data, tidak memperhatikan makna, tidak serampangan mana
suka dengan pemusatan perhatian kepada terminologi jenis kata seperti tata
bahasa tradisional.
4.
Karena penganalisisan berdasarkan dua konstituen, akan
mengalami kesulitan jika diterapkan pada kalimat majemuk.
2.3 Penerus Aliran
Di samping
Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural
Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika yang
sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan
meninggalkan makna sama sekali.
1). C. Hull
seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian dilanjutkan oleh
Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori mediasi dalam
rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori S – R yang
murni dengan teori mediasi; Teori mediasi membahas variabel perantara
(intervening variables) yang terjadi antara S dan R. pendekatan
nonbehavioris ini mempertanyakan proses mental dan proses berpikir dalam
menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah laku
manusia dalam berbahasa, menitikberatkan pada “meaning” atau
makna. Menurut teori ini “meaning” dari suatu kata atau kalimat adalah mediator
antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak).
Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak langsung,
“meaning” itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui
conditioning atau kondisi seperti halnya proses belajar yang lain.
2.) Osgood memperdalam kajiannya dengan mencoba
mengkombinasikan kedua teori dari Watson dan Skinner. Watson mengeluarkan teori
yang disebut Conditioning Klasik. Kesimpulan dari teori ini adalah sebagai
berikut: Sepotong daging adalah sebuah stimulus yang dapat mengundang selera;
Lonceng juga bila dibunyikan berulang- ulang dapat mengundang selera; Selera
yang muncul itu merupakan respon. Dalam teori Skinner dinyatakan bahwa suatu
stimulus dapat menimbulkan bermacam- macam respon. Apabila salah satu respon diberi
penguat (reinforcement) maka kemungkinan terjadi reaksi yang
sama atau meningkat.
Perhatian utama Bloomfield sendiri
bukan hanya di bidang fonologi. Namun, para pengikutnya – Bernard Bloch,
Charles Hockett, Knneth Pike, sekedar menyebutkan beberapa nama terkenal
berupaya mengembangkan gagasan-gagasan fonolog Bloomfield. Analisis
fonologinya dikenal sebagai taxonomi phonemics atau autonomus phonemics.
Tujuannya untuk menemukan fonem-fonem bahasa oleh karena mereka beranggapan
bahwa unit terkecil itu bukanlah ciri distingtif sebagaimana diyakini oleh
aliran Praha-melainkan fonem. Penggunaan
kata feature oleh Bloomfield sama sekali berbeda dan tidak jelas dimaksud
merujuk kepada feature dalam pengertian aliran Praha ataupun linguistic
moderen.
Pengaruh aliran amerika
yang digagas oleh Bloomfield untuk memaparkan struktur bahasa tidak berhenti
begitu saja. Setelah Bloomfield muncul kelompok linguis yang menamakan dirinya
pasca Bloomfield memperbaiki kaidah yang telah ada. Charles F. Hockett, Bernard
Block dan Zelling S. Harris dari kelompok tersebut memiliki sifat deskriptif
dalam penyusunan kajiannya. Tetapi mereka lebih condong mengarah pada
strukturalis. Menurut mereka bahasa merupakan ujaran yang mempunyai tingkat dan
pola. Dalam kajian fonologi
strukturalisme ini membagi bidang tersebut menjadi kajian yang lebih sempit
lagi yakni fonetik dan fonemik. Kurun waktu yang panjang akhirnya kelompok ini
menemukan prosedur penemuan strukturalisme dengan menghubungkan fonem-fonem
dengan variannya. Klasifikasi membentuk fonem segmental dan suprasegmental. Bidang
morfologi dan sintaksis juga tak luput dibahas oleh kelompok tersebut. Pada
bidang morfologi terjadi pembagian yaitu morfem bebas dan morfem
terikat. Morfem bebas dibagi menjadi morfem kelas dan morfem fungsi, sedangkan
pada morfem terikat dibagi menjadi morfem afik dan morfem akar. Disamping
morfem bebas dan terikat juga terdapat bentukan morfologis yang membentuk
morfem dasar dan morfem afik. Dari pengklasifikasian tersebut muncul perubahan
morfofonemik yang beupa paduan. Paduan terjadi karena gabungan morfem yang satu
dengan yang lain. Untuk segi sintaksis aliran pasca Bloomfield ini lebih
membahas mengenai struktur yang mempunyai makna.
2.3 Penerus Aliran Struktural Bloomfield di Luar dan di Indonesia
a. Di luar
Di samping Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran
struktural Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika yang
sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan
meninggalkan makna sama sekali.
1). C. Hull seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian
dilanjutkan oleh C. Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori
mediasi dalam rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara
teori S – R yang murni dengan teori mediasi; Teori mediasi membahas
variabel perantara (intervening variables) yang terjadi antara S dan R.
pendekatan nonbehavioris ini mempertanyakan proses mental dan proses berpikir
dalam menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah
laku manusia dalam berbahasa, menitikberatkan pada “meaning”
atau makna. Menurut teori ini “meaning” dari suatu kata atau kalimat adalah
mediator antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang
tampak). Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak
langsung, “meaning” itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui
conditioning atau kondisi seperti halnya proses belajar yang lain.
2.) Osgood memperdalam kajiannya
dengan mencoba mengkombinasikan kedua teori dari Watson dan Skinner. Watson
mengeluarkan teori yang disebut Conditioning Klasik. Kesimpulan dari teori ini
adalah sebagai berikut: Sepotong daging adalah sebuah stimulus yang dapat
mengundang selera; Lonceng juga bila dibunyikan berulang- ulang dapat
mengundang selera; Selera yang muncul itu merupakan respon. Dalam teori Skinner
dinyatakan bahwa suatu stimulus dapat menimbulkan bermacam- macam respon. Apabila
salah satu respon diberi penguat (reinforcement) maka
kemungkinan terjadi reaksi yang sama atau meningkat.
Perhatian utama Bloomfield sendiri bukanlah bidang fonologi.
Namun, para pengikutnya – Bernard Bloch, Charles Hockett, Knneth Pike, sekedar
menyebutkan beberapa nama terkenal berupaya mengembangkan gagasan-gagasan
fonolog Bloomfield. Analisis fonologinya dikenal sebagai taxonomi
phonemics atau autonomus phonemics. Tujuannya untuk menemukan fonem-fonem bahsa
oleh karena mereka beranggapan bahwa unit terkecil itu bukanlah ciri distingtif
sebagaimana diyakini oleh aliran Praha-melainkan fonem. Penggunaan kata feature
oleh Bloomfield sama sekali berbeda dan tidak jelas dimaksud merujuk kepada
feature dalam pengertian aliran Praha ataupun linguistic moderen. Bloomfield
membedakan fonem menjadi dua katagori pertama, primary phonemes yang terbagi
menjadi simple primary phonemes dan compound primary phonemes; dan kedua
secondary phonemes. Bahasa inggris seperti digunakan dikota Chicago, Amerika
Serikat.
Pengaruh
aliran amerika yang digagas oleh Bloomfield untuk memaparkan struktur bahasa
tidak berhenti begitu saja. Setelah Bloomfield muncul kelompok linguis yang
menamakan dirinya pasca Bloomfield memperbaiki kaidah yang telah ada. Charles
F. Hockett, Bernard Block dan Zelling S. Harris dari kelompok tersebut memiliki
sifat deskriptif dalam penyusunan kajiannya. Tetapi mereka lebih condong
mengarah pada strukturalis. Menurut mereka bahasa merupakan ujaran yang
mempunyai tingkat dan pola.
Dalam kajian fonologi strukturalisme ini membagi bidang tersebut menjadi kajian yang lebih sempit lagi yakni fonetik dan fonemik. Kurun waktu yang panjang akhirnya kelompok ini menemukan prosedur penemuan strukturalisme dengan menghubungkan fonem-fonem dengan variannya. Klasifikasi membentuk fonem segmental dan suprasegmental.
Bidang morfologi dan sintaksis juga tak luput dibahas oleh kelompok tersebut. Pada bidang morfologi terjadi pembagian yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dibagi menjadi morfem kelas dan morfem fungsi, sedangkan pada morfem terikat dibagi menjadi morfem afik dan morfem akar. Disamping morfem bebas dan terikat juga terdapat bentukan morfologis yang membentuk morfem dasar dan morfem afik. Dari pengklasifikasian tersebut muncul perubahan morfofonemik yang beupa paduan. Paduan terjadi karena gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Untuk segi sintaksis aliran pasca Bloomfield ini lebih membahas mengenai struktur yang mempunyai makna.
Dalam kajian fonologi strukturalisme ini membagi bidang tersebut menjadi kajian yang lebih sempit lagi yakni fonetik dan fonemik. Kurun waktu yang panjang akhirnya kelompok ini menemukan prosedur penemuan strukturalisme dengan menghubungkan fonem-fonem dengan variannya. Klasifikasi membentuk fonem segmental dan suprasegmental.
Bidang morfologi dan sintaksis juga tak luput dibahas oleh kelompok tersebut. Pada bidang morfologi terjadi pembagian yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dibagi menjadi morfem kelas dan morfem fungsi, sedangkan pada morfem terikat dibagi menjadi morfem afik dan morfem akar. Disamping morfem bebas dan terikat juga terdapat bentukan morfologis yang membentuk morfem dasar dan morfem afik. Dari pengklasifikasian tersebut muncul perubahan morfofonemik yang beupa paduan. Paduan terjadi karena gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Untuk segi sintaksis aliran pasca Bloomfield ini lebih membahas mengenai struktur yang mempunyai makna.
b. Di Indonesia
Dalam kajian bahasa nasional Indonesia, di Indonesia tercatat
nama-nama seperti Kridalaksana, Kaswanti Purwo, Dardjowidjojo, dan Soedarjanto,
yang telah menghasilkan tulisan mengenai pelbagai segi dan aspek bahasa
Indonesia. Selain itu, penerus aliran strukturalis Bloomfield adalah Anton
Moeliono dan T.W. Kamil. Keduanya yang pertama-tama memperkenalkan konsep
fonem, morfem, frasa, dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di
Indonesia.
2.4 Contoh Kalimat dan Analisis
A. Hari ini
saya belajar linguistik
Analisis:
Ø Kata hari terdiri dari empat fonem, yaitu
/h/,/a/,/r/,/i/, kata ini terdiri dari
tiga fonem, yaitu /i/,/n/,/i/, kata saya terdiri dari empat
fonem, yaitu /s/,/a/,/y/,/a/, kata belajar terdiri dari tujuh fonem,
yaitu /b/,/e/,/l/,/a/,/j/,/a/,/r/, dan kata linguistik yang terdiri dari
sepuluh fonem, yaitu /l/,/i/,/n/,/g/,/u/,/i/,/s/,/t/,/i/,/k/.
Ø Hari merupakan bentuk
morfem bebas, ini merupakan morfem terikat, saya termasuk morfem
bebas, belajar terdiri dari dua morfem, yaitu ber- sebagai morfem
terikat, kemudian ajar termasuk morfem bebas, dan linguistik termasuk
morfem bebas.
Ø Hari ini termasuk kelas
kata keterangan (adverbia), saya merupakan bentuk kata benda (nomina), belajar
merupakan kata kerja (verba), dan linguistik merupakan bentuk kata benda
(nomina).
Ø Hari ini berkedudukan
sebagai keterangan waktu, saya
berkedudukan sebagai subyek, belajar
berkedudukan sebagai predikat dan linguistik
berkedudukan sebagai pelengkap.
Ø Kalimat Hari ini saya belajar linguistik terdapat satu frase yaitu hari ini. Frase
hari ini termasuk frase eksosentrik karena komponenya tidak mempunyai
perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhanya.
Ø Kalimat Hari ini saya belajar linguistik merupakan
kalimat lengkap karena terdapat kata keterangan waktu, subyek, predikat, dan
obyek.
a). Analisis
immadiate constituence
Hari ini
|
Saya Belajar Linguistik
|
||
Saya
|
Belajar
|
Linguistik
|
|
Belajar
|
Linguistik
|
b).









keterangan




B. Saya suka
membaca buku
Analisis:
Ø
kata saya terdiri
dari empat fonem, yaitu /s/,/a/,/y/,/a/, kata suka terdiri dari empat
fonem, yaitu /s/,/u/,/k/,/a/, kata membaca terdiri dari tujuh fonem,
yaitu /m/,/e/,/b/,/a/,/c/,/a/, dan kata buku terdiri dari empat fonem,
yaitu /b/,/u/,/k/,/u/.
Ø saya merupakan
bentuk kata benda (nomina), suka membaca merupakan kelas kata kerja
(verba), buku merupakan bentuk kata benda (nomina)
Ø saya termasuk morfem
bebas, membaca terdiri dari dua morfem, yaitu me-N sebagai morfem
terikat, kemudian baca termasuk morfem bebas, dan buku termasuk
morfem bebas.
Ø Saya berkedudukan
sebagai subyek atau yang melakukan kegiatan, suka membaca yang
berkedudukan sebagai predikat, dan buku berkedudukan sebagai obyek.
Ø Kalimat Saya suka membaca buku terdapat satu frase yaitu suka membaca. Frase
hari ini termasuk frase endosentrik karena salah satu komponenya
memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhanya.
Ø Kalimat Saya
suka membaca buku merupakan kalimat lengkap karena terdapat subyek,
predikat, dan obyek.
a). immadiate
constituence
Saya
|
Suka membaca Buku
|
||
Suka membaca
|
Buku
|
||
Suka
|
membaca
|
Buku
|
|
Buku
|
|||
b).












C. Aku ingin
melampiaskan rindu yang tertunda
Analisis:
Ø Kata Aku terdiri dari tiga fonem, yaitu
/a/,/k/,/u/, kata ingin terdiri dari lima fonem, yaitu /i/,/n/,/g/,/i/,/n/, kata melampiaskan terdiri
dari 12 fonem, yaitu /m/,/e/,/l/,/a/,/m/,/p/,/i/,/a/,/s/,/k/,/a/,/n/,
kata rindu terdiri dari lima fonem, yaitu /r/,/i/,/n/,/d/,/u/, kata yang terdiri dari empat fonem,
yaitu /y/,/a/,/n/,/g/, dan kata tertunda
terdiri dari delapan fonem, yaitu /t/,/e/,/r/,/t/,/u/,/n/,/d/,/a/.
Ø
Aku merupakan bentuk kata benda (nomina), ingin
melampiaskan merupakan kata kerja
(verba) yang berkedudukan sebagai predikat, dan rindu yang tertunda merupakan kata benda (nomina)
Ø Kata Aku termasuk morfem bebas, ingin merupakan
morfem bebas, melampiaskan terdiri dari dua morfem, yaitu me-kan sebagai
morfem terikat, kemudian lampias termasuk morfem bebas.
Ø Aku berkedudukan
sebagai subyek, ingin melampiaskan berkedudukan sebagai predikat, dan rindu
yang tertunda berkedudukan
sebagai obyek.
Ø Kalimat Aku ingin melampiaskan rindu yang tertunda terdapat dua frase yaitu frase ingin
melampiaskan dan frase rindu yang tertunda. Frase ingin
melampiaskan dan frase rindu yang tertunda termasuk frase endosentrik
karena salah satu komponenya tidak memiliki perilaku yang sama dengan
keseluruhanya.
Ø Kalimat Aku ingin melampiaskan rindu yang tertunda merupakan
kalimat lengkap karena terdapat subyek, predikat, obyek.
a). immadiate
constituen
Aku
|
ingin melampiaskan
|
rindu yang tertunda
|
|||
ingin
|
Melampiaskan
|
rindu
|
yang tertunda
|
||
yang
|
Tertunda
|
||||
















D. saya tidak
masuk karena sakit
Analisis:
Ø
Kata saya terdiri
dari empat fonem, yaitu /s/,/a/,/y/,/a/, kata tidak terdiri dari /t/,/i/,/d/,/a/,/k/,
kata masuk terdiri dari lima fonem, yaitu /m/,/a/,/s/,/u/,/k/, kata
karena terdiri dari enam fonem, yaitu /k/,/a/,/r/,/e/,/n/,/a/, dan kata
sakit yang terdiri dari lima fonem, yaitu /s/,/a/,/k/,/i/,/t/.
Ø saya merupakan bentuk
kata benda (nomina), tidak masuk merupakan kata kerja (verba), karena
merupakan bentuk kata penghubung (konjungsi), dan sakit merupakan
kata sifat (adjektiva)..
Ø saya berkedudukan
sebagai subyek, tidak masuk berkedudukan sebagai predikat, karena
sakit berkedudukan sebagai keterangan sebab-akibat.
Ø saya termasuk morfem
bebas, tidak merupakan morfem bebas, masuk merupakan morfem
bebas, kemudian karena termasuk morfem bebas, dan sakit merupakan
morfem bebas.
Ø Kalimat saya tidak masuk karena sakit terdapat
dua frase yaitu frase tidak masuk dan frase karena sakit. Frase tidak
masuk dan frase karena sakit termasuk frase eksosentrik karena
komponen - komponenya memiliki perilaku yang sama dengan keseluruhanya.
Ø Kalimat saya tidak masuk karena sakit merupakan kalimat lengkap karena terdapat
subyek, predikat, dan pelengkap.
a). immadiate constituence
saya
|
Tidak
masuk
|
Karena
disakiti
|
||
tidak
|
masuk
|
Karena
disakiti
|
||
Karena
|
Disakiti
|
|||












subyek



E. Dirinya
sakit karena disakiti
Analisis
Ø Kata Dirinya terdiri dari tujuh fonem, yaitu
/d/,/i/,/r/,/i/,/n/,/y/,/a/, kata sakit terdiri dari lima fonem,
yaitu /s/,/a/,/k/,/i/,/t/, kata karena terdiri dari enam fonem, yaitu
/k/,/a/,/r/,/e/,/n/,/a/, dan kata
disakiti terdiri dari delapan fonem, yaitu
/d/,/i/,/s/,/a/,/k/,/i/,/t/,/i/.
Ø
dirinya merupakan bentuk kata benda (nomina), sakit
merupakan kata sifat (adjektiva), karena
merupakan bentuk kata penghubung (konjungsi), dan disakiti merupakan
kata kerja (verba). Frasa karena disakiti merupakan pelengkap.
Ø
Dirinya terdiri dari dua morfem yaitu diri
dan nya, dimna morfem diri termasuk morfem bebas, morfem nya ternasuk morfem terikat, sakit termasuk morfem bebas, karena termasuk morfem bebas, disakiti
terdiri dari dua morfem yaitu di-i sebagai morfem terbagi dan sakit
sebagai morfem bebas/utuh.
Ø
dirinya berkedudukan sebagai subyek, sakit berkedudukan
sebagai predikat dan karena disakiti berkedudukan sebagai keterangan
sebab-akibat.
Ø Kalimat dirinya sakit karena disakiti terdapat satu frase yaitu karena disakiti
yang merupakan frase eksosentrik karena komponen - komponenya memiliki
perilaku yang sama dengan keseluruhanya.
Ø
Kalimat dirinya
sakit karena disakiti merupakan kalimat lengkap karena terdapat subyek,
predikat dan keterangan
a). Dirinya
sakit karena disakiti
Dirinya
|
sakit
|
Karena disakiti
|
|
karena
|
disakiti
|












PENUTUP
Strukturalis Bloomfield
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor analisis historis dianggap tidak
berguna, penolakan terhadap aliran mentalis, hubungan antara para linguis.
Aliran ini mengkhususkan penelitian pada bahasa yang digunakan manusia secara terstruktur.
Dengan kata lain, aliran ini mengkhususkan penelitian pada struktur fonologi,
morfologi, dan sintaksis, mengingat aliran ini menjauhkan diri dari analisis
makna. Cara kerja aliran ini sangat menekankan pentingnya data yang objektif
untuk memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik. Data dikumpulkan
secara cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk satuan bahasa (fonologi,
morfologi, dan sintaksis) diklasifikasikan berdasarkan distribusinya. Oleh karena itu, mereka sering juga disebut
kaum distribusionalis.
DAFTAR REFRENSI
Adiel. 2009. Strukturalisme
Amerika. (Online), (http://adiel87.blogspot.co.id/2009/11/strukturalisme-amerika.html, diakses pada 7 Desember 2015 jam 09: 54).
Bloomfield, Leonard. 1961. Language. United State of Amerika: Holt,
Rinehart and Winston, Inc.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Jaelani,
Muhammad Alfian. 2014. Fonologi. (Online), (http://jaelanimalfian.blogspot.co.id/2014/09/fonologi_22.html, diakses pada 7 Desember 2015 jam 09:21).
Lilin. 2009. Aliran-aliran
Linguistik. (Online), (http://lilinsukanaruto.blogspot.co.id/2009/12/aliran-aliran-linguistik-dan.html, diakses
pada 7 Desember 2015 jam 09:42).
Linguistic-space.
2012. Leonard Bloomfield American. (Online), (http://linguistic- space.blogspot.co.id/2012/04/leonard-bloomfield-american.html, diakses pada 7 Desember 2015 jam 09:43).
Luthfi. 2015. Leonard Bloomfield Strukturalisme. (Online),
(https://luthfu1990.wordpress.com/2015/10/19/leonard-bloomfield- strukturalisme/, diakses
pada 7 Desember 2015 jam 09:36).
Sapir, Edward.
1921. Language: an Introduction to the Study of Speech. New York: Harcourt, Brace.
Verhaar,
J.W.M. 2001, Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitu Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar